‘’Supermarket Bencana’’. Itulah julukan buat negeri kita, saking banyak dan beragamnya bentuk bencana yang melanda Nusantara. Dalam kurun 2004-2009, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 4.408 bencana alam telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Tahun berikutnya, 2010, terjadi sebanyak
644 bencana alam yang menelan korban jiwa sebanyak 1.711 orang. "Ada
sekitar 644 kejadian bencana yang terjadi di Tanah Air sepanjang tahun
2010 lalu," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo
Purwo Nugroho (www.waspada.co.id, 04/01/2011).
Sutopo menambahkan, jumlah korban yang
mengalami luka dan hilang sepanjang tahun 2010 sekitar 1.398.923 orang.
"Jumlah rumah rusak berat 14.639 unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak
ringan 25.030," paparnya. Tahun berikutnya, 2011, BNPB mencatat telah
terjadi 1.598 peristiwa bencana atau 6 bencana alam per hari. Bencana
meliputi gempa bumi, banjir, tanah longsor hingga kebakaran hutan.
Rinciannya: gempa bumi 11 kali, tsunami 1
kali, letusan gunung 5 kali, tanah longsor 237 kali, banjir disertai
longsor 24 kali, banjir 403 kali, kekeringan 221 kali, puting beliung
284 kali, gelombang pasang 15 kali, kecelakaan industri 1 kali,
kecelakaan transportasi 20 kali, kebakaran hutan 21 kali, kebakaran 355
kali dan konflik/kerusuhan sosial 1 kali. Ditambah data dari pemerintah
daerah dan kementerian terkait, total sepanjang tahun 2011 terjadi 2.400
bencana, yang mengakibatkan korban meninggal dan hilang sebanyak 834
jiwa serta korban luka dan mengungsi 325.361 orang.
Bagaimana tahun 2012 ini? Menurut surat
edaran akhir tahun 2011 dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial
dan Bencana Alam, Andi Arief, sedikitnya ada 9 kejadian alam yang perlu
diwaspadai pada tahun 2012. Ancaman itu meliputi letusan gunung berapi,
gempa, banjir, topan-badai, dan cuaca ekstrim. Dari semua konsep,
definisi, maupun pengertian bencana yang dikemukakan lembaga nasional
maupun internasional, tak satupun yang memasukkan secara tegas unsur
atau pengaruh Allah SWT (the invisible hand of God).
Merujuk pada penjelasan Syaich Muqbil
bin Hadi al-Wadi’i, hal itu tidak bisa dibenarkan. Dalam risalahnya yang
berjudul Idhohul Maqol Fi Asbabi Zilzal war Roddu ’Ala Malahidah
Dzulal, beliau menyatakan, keyakinan bahwa penyebab gempa bumi hanya
sekadar faktor alam semata sangat bertentangan dengan dalil-dalil
Al-Qur’an dan hadits, dan ini merupakan pemikiran yang menyimpang” (hal
42). Karenanya, Ustadz Yusuf Mansur tak henti-hentinya mengajak
masyarakat agar senantiasa ‘’menghadirkan’’ Allah SWT dalam setiap
persoalan kehidupan.
Termasuk dalam menyikapi bala bencana.
Salah satu jurus jitu menolak bencana adalah sedekah. Dalam hadis qudsi,
Allah SWT berfirman, “Wahai Anak Adam, kosongkan gudangmu untuk
memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Niscaya Engkau akan selamat dari
kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejahatan “ (HR Thabrani dan
Baihaqi). Dalam banyak hadits, Rasulullah menegaskan pentingnya sedekah
sebagai tameng penolak bala.
“Sungguh, sedekah dapat memadamkan
panasnya kubur orang yang bersedekah, dan sungguh orang mukmin akan
bernaung pada hari kiamat dengan payungan sedekahnya“ (HR Thabrani).
“Sedekah dapat mencegah 70 macam bencana, yang paling ringan adalah
penyakit kusta dan supak“ (HR Thabrani). ”Bersegeralah kalian untuk
mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“
(HR Thabrani).
‘’Obatilah orang sakit diantara kalian
dengan sedekah“ (HR Baihaqi). Dalam hadis lain Nabi SAW menerangkan:
“Yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling gemar bersedekah,
dan amalan paling dicintai Allah adalah membahagiakan orang mukmin,
meringankan bebannya, membayarkan utangnya, atau menghilangkan laparnya“
(Shahih Al Jami’us Shagrir). Imam Ibnul Jauzi dalam al-Mudhisy dan Imam
as-Suyuthi dalam Kasyfu Sholsholah ’An Wasfi Zalzalah, mengisahkan
gempa bumi dan tsunami pada jaman dulu secara detil tempat dan tanggal
kejadiannya.
Tatkala daerahnya dilanda gempa,
Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera mengirim instruksi kepada para
gubernurnya untuk bersedekah bersama warganya (dari Abu Nu’aim dalam
al-Hilyah no 5/337, Ibnu Abi Dunya dalam al-’Uqubat no 23). Jadi,
disertai ikhtiar lainnya, mari kita tolak bencana dengan sedekah.
No comments:
Post a Comment