"Hati"

Tatalah hatimu! Tetapi kalau belum bisa menata hati, tatalah sendalmu dengan baik.

My Blog List

...Rumah Makan Harmoni (Depan BANK MANDIRI SYARIAH SUDIRMAN) terima karyawan wanita, diutamakan yang pandai membungkus nasi. hubungi Helmi 081268086958

Pages

Saturday, July 23, 2011

SEPULUH AYAT PALING PENTING DARI SURAT AL-BAQARAH UNTUK MENJAGA RUMAH DARI GANGGUAN MAKHLUK JAHAT

Banyak hadits Shahih yang menyebutkan bahwa di antara keutamaan membaca surat al-Baqarah adalah untuk mengusir Jin, Syetan dan makhluk jahat lainnya. Salah satu hadits Shahih dimaksud adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi: "Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:

"Janganlah rumah-rumah kalian dijadikan kuburan, sesungguhnya setan akan lari tunggang langgang dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat al-Baqarah" (HR. Muslim).

Untuk itu, para ulama mengatakan, sebaiknya setiap malam dibacakan surat al-Baqarah di dalam rumah, termasuk apabila hendak menempati rumah baru atau rumah yang sudah lama dikosongkan. Namun, bagaimana apabila membaca surat al-Baqarah ini terlalu panjang dan lama, apakah ada bacaan lain yang faedahnya sama dengan membaca surat al-Baqarah?
Jawabannya ada. Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda:

"Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari surat al-Baqarah pada suatu malam, maka rumah tersebut tidak akan dimasuki syaithan (atau makhluk jahat lainnya) sampai pagi hari; empat ayat awal surat al-Baqarah, ayat Kursi, dua ayat setelah ayat Kursi dan tiga ayat paling akhir dari surat al-Baqarah" (HR. Hakim, Baihaki, dan haditsnya Dlaif, akan tetapi banyak riwayat lain yang saling menguatkan, banyak syawahidnya sehingga hadits ini dapat dipergunakan sebagai landasan).

Sepuluh ayat inilah yang sebaiknya dibaca setiap muslim ketika malam mulai tiba (setelah Maghrib). Bahkan, apabila baru menempati rumah baru, atau rumah kosong, apabila terlalu panjang dan terlalu memberatkan untuk membaca surat al-Baqarah, maka cukup membaca sepuluh ayat di bawah ini. Dalam redaksi haditsnya memang disebutkan sepuluh ayat, namun, penulis tambahkan dua ayat lainnya yang mempunyai faedah sama berdasarkan hadits-hadits lainnya. Selain dua belas ayat di bawah ini, juga alangkah lebih baiknya apabila setelahnya ditambah dengan membaca surat al-Ikhlas tiga kali, al-Falaq tiga kali, dan an-Nas tiga kali. Berikut sepuluh ayat ini semoga bermanfaat dan dapat dimanfaatkan serta dapat diamalkan. Semoga.

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (1) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (2) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (3) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (4) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (5) اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Alhamdulillaahi rabbil 'aalamiin. Arrahmaanirrahiim. Maaliki yaumiddiin. Iyyaka na'budu wa iyyaaka nasta'iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathalladziina an'amta 'alaihim ghairil maghdluubi 'alaihim waladldlaaalliin. Aamiin.

Artinya: (1).Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (2).Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. (3). Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (4).Yang menguasai di hari Pembalasan. (5).Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan Hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (6). Tunjukilah kami jalan yang lurus, (7).(yaitu) jalan orang-orang yang Telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

الم (1) ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (2) الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) وَالَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِالْآَخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ (4) أُولَئِكَ عَلَى هُدًى مِنْ رَبِّهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)

Alif laaammm miiiim. Dzaalikal kitaabu laa raiba fiihi hudall lilmuttaqiin. Alladziina yu'minuuna bilghaibi wa yuqiimuunash shalaata wamimmaa razaqnaahum yungfiquun. Walladziina yu'minuuna bimaaa ungzila ilaika wamaa ungzila mingqablika wabil aakhirati hum yuuqinuun. Ulaaika 'alaa hudam mirrabbihim wa ulaaika humul muflihuun.

Artinya: "(1). Alif laam miin. (2). Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (3).(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang kami anugerahkan kepada mereka. (4). Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Quran) yang Telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang Telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. (5).Mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.

وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (163)


Wa ilaahukum ilaahuww waahidull laa ilaaha illaa huwar rahmaanur rahiim.

Artinya: "163. Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang."

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ (255)

Allaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyuum. Laa ta'khudzuhu sinatuwwalaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardl. Mangdzalladzi yasyfa'u 'ingdahuu illaa bi idznih. Ya'lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum walaa yuhiithuuna bi syai'imm min 'ilmihii illaa bimaa syaaa. Wasi'a kursiyyuhus samaawaati wal 'ardh. Walaa ya'uuduhuu hifzhuhumaa wahuwal 'aliyyul 'azhiim.

Artinya: "255. Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar."

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لَا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (256)

Laa ikraaha fiddiin. Qattabayyanar rusydu minal ghayy. Famayyakfur biththaaghuuti wa yu'mim billaahi faqadis tamsaka bil 'urwatil wutsqaa langfishama lahaa. Wallaahu samii'un 'aliim.

Artinya: "256. Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); Sesungguhnya Telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah berpegang kepada buhul tali yang amat Kuat yang tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."

اللَّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آَمَنُوا يُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَاؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُمْ مِنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (257)

Allaahu waliyyull ladziina aamanuu yukhrijuhumm minazhzhulumaati ilannuur. Walladziina kafaruu auliyaauhumut thaaghuutu yukhrijuunahumm minannuuri ilazhzhulumaat. Ulaaika ashhaabunnaari hum fiihaa khaaliduun.

Artinya: "257.Allah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya."

لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَإِنْ تُبْدُوا مَا فِي أَنْفُسِكُمْ أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللَّهُ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (284)

Lillaahi maa fissamaawaati wamaa fil ardl. Wa ingtubduu maa fii angfusikum au tukhfuuhu yuhaasibkumm bihillaah. Fayaghfiru limayyasyaa'u wa yu'adzdzibu mayyasyaa'. Wallaahu 'alaa kulli sya'ing qadiir.

Artinya: "284. Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."

آَمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آَمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)

Aamanarrasuulu bimaa ungzila ilaihi mirrabbihii wal mu'minuun. Kullun aamana billaahi wa malaaikatihii wakutubihii warusulih. Laa nufarriqu baina ahadimm mirrusulih. Wa qaaluu sami'naa wa atha'naa, ghufraanaka rabbanaa wa ilaikal mashiir.

Artinya: "285. Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)

Laa yukallifullaahu nafsan illaa wus'ahaa. Lahaa maa kasabat wa 'alaihaa maktasabat. Rabbanaa laa tu'aakhidznaa inn nasiinaa au akhtha'naa. Rabbanaa walaa tahmil 'alainaa ishrang kamaa hamaltahuu 'alalladziina mingqablinaa. Rabbanaa walaa tuhammilnaa maa laa thaaqata lanaa bih. Wa'fu 'annaa waghfirlanaa warhamnaa. Angta maulaanaa fangshurnaa 'alal qaumil kaafiriin.

Artinya: "286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

Lalu setelah itu membaca surat al-Fatihah kembali (satu kali). Setelah membaca surat al-Fatihah kemudian membaca surat al-Ikhlash sebanyak tiga kali. Setelah membaca surat al-Ikhlash berikutnya membaca bacaan di bawah ini satu kali:

لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد


Laa Ilaaha Illallaah wallaahu akbar wa lillaahil hamd

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, serta segala puji hanya bagi Allah".

Kemudian membaca surat al-Falaq sebanyak tiga kali. Selesai membaca surat al-Falaq lalu baca bacaan berikut satu kali:

لا إله إلا الله والله أكبر ولله الحمد


Laa Ilaaha Illallaah wallaahu akbar wa lillaahil hamd

Artinya: "Tidak ada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar, serta segala puji hanya bagi Allah".

Kemudian baca surat an-Nas tiga kali. Selesai membaca surat an-Nas, kemudian tutup dengan membaca surat al-Fatihah kembali sebanyak satu kali.

Semoga bermanfaat dan menjadi ibadah bagi kami sekeluarga...amin...

Thursday, July 21, 2011

Sa’ban to ramadhan = persiapan ke ramadhan

Alhamdulillah..Jum’at kali ini di warnai dengan hujan sejak dari dini hari tadi.

Kalau tidak salah saya sempat terbangun jam 1 dinihari dan sudah terdengar hujan. Sampai detik ini, matahari belum memberikan kehangatannya, mungkin matahari ingin memberi kesempatan kepada hujan untuk memberi sedikit kesegaran untuk bumi tempat kita berpijak ini, khususnya kota Dumai.

Semoga di dalam hujan ini ada keberkahan...amin....

Pernah saya dengar sebuah kalimat yang indah,

”ya Allah, deraskanlah hujanmu dan berilah kami keberkahan didalamnya”.

Jum’at (hari ini) saya akan perpanjang ceramah dari beberapa pihak (saya petik dan tambah) dari sebelumnya.

Saya hanya menulis kembali poin-poin penting dari ceramah yang saya dengarkan dan baca untuk kita semua. Jadi mohon maaf jika ada kesalahan.

Ceramah kali ini tentang sa’ban to ramadhan, atau mungkin bahasa gaul dalam indonesianya sya’ban itu persiapan menuju bulan ramadhan.

Iya, saat ini kita sudah berada di dalam bulan sya’ban di tahun hijriah, sebentar lagi kita akan memasuki bulan ramadhan, bulan yang penuh nikmat karena didalamnya berbagai macam pahala ibadah.

Akan berkali-kali lipat diberikan.

Jika dalam bulan biasa kita sholat fardhu dapat 1 pahala maka pada bulan suci ramadhan akan dilipat gandakan menjadi 70 kali.

Sungguh nikmat bukan?

Oleh karena itu tujuan bulan sya’ban ini adalah mempersiapkan diri kita untuk bulan ramadhan, yakni mungkin salah satu atau salah berapanya mempersiapkan kesehatan kita, mempersiapkan uang juga bisa jadi sesuatu hal yang penting.

Ada lagi yang penting, yakni segala apa kita lakukan yang baik-baik akan menjadi pahala/ibadah.

Seorang ibu yang menyuapin anaknya itu menjadi ibadah

Sseorang yang mencari rezki dari Allah untuk keluarganya adalah ibadah

Seorang yang menuntut ilmu juga adalah ibadah, bahkan ada kaliamat yang indah

“Seorang hamba Allah yang menuntut ilmu adalah sama dengan sedang berjihad di jalan Allah".

Mudah-mudahan apa yang aku lakukan ini ternasuk jihad fisabilillah...insya Allah...amin...



Sunday, July 17, 2011

Seputar Bulan Sya'ban

Dinamakan bulan sya'ban karena bangsa arab pada bulan tersebut berpencar untuk
mencari air, atau karena ia muncul diantara bulan rajab dan ramadhan.

Diriwayatkan dari 'Aisyah radhiallahu'anha bahwa: Rasulullah r banyak berpuasa (pada
bulan sya'ban) sehingga kita mengatakan; beliau tidak pernah berbuka, dan aku tidak pernah
melihat Rasulullah r berpuasa sebulan penuh kecuali puasa dibulan ramadhan, dan aku tidak
pernah melihat Rasulullah r banyak berpuasa melebihi puasa dibulan sya'ban (muttafaq 'alaih).
Ketika Rasulullah r ditanya oleh Usamah bin Zaid t kenapa beliau banyak
berpuasa dibulan sa'ban beliau menjawab: "Karena bulan ini banyak dilalaikan oleh manusia
padahal pada bulan tersebut akan diangkat amalan-amalan seorang hamba kepada Allah U , dan
saya ingin amalanku diangkat dan saya sedang berbuasa" (HR. Abu Dawud dan An Nasai, lihat
shahih targhib wat tarhib 425 dan shahih abu Dawud 2/461)
Ibnu Rajab berkata: "Puasa dibulan sya'ban lebih utama daripada puasa dibulanbulan
haram, dan sebaik-baik amalan sunnah adalah yang dilakukan ketika dekat dengan
bulan suci ramadhan baik sebelum maupun sesudahnya, maka puasa pada bulan ini
kedudukannya seperti sunnah-sunnah rawatib sebelum atau sesudah fardhu dan
berfungsi untuk melengkapi jika ada kekukarang pada amalan fardhu tersebut.
Demikian pula puasa sebelum dan sesudah ramadhan memiliki keutamaan lebih
dibanding puasa-puasa lain yang bersifat mutlak atau umum. Oleh karena itu puasa yang
dilakukan ketika sudah mendekati ramdhan lebih utama disbanding puasa-puasa yang
dilakukan jauh dari bulan suci ini".
Sabda rasulullah r yang menyebutkan bahwa bulan sya'ban ini banyak dilalaikan
oleh manusia menunjukan akan dianjurkannya kita untuk menggunakan waktu untuk
ketaatan disaat manusia banyak melalaikannya, sebagaimana kita dianjurkan untuk
banyak berdzikir dipasar diamana kebanyakan orang ditempat tesebut lalai akan akhirat
dan disibukkan dengan urusan duniawi, diantara faidah yang bisa kita petik dari hal ini,
diantaranya:
- ibadah pada waktu orang sedang lalai lebih membantu kita untuk berbuat ikhlas
karena kita mengamalkan sesuatu yang tidak diketahui oleh banyak orang, apalagi puasa
yang merupakan rahasia antara Allah dan hamba-Nya.
- demikian juga beramal pada saat manusia lalai terasa lebih berat disbanding jika
kita melakukan amalan secara beramai-ramai.

Para ulama berbeda pendapat tentang sebab kenapa Rasulullah r banyak berpuasa
dibulan sya'ban, diantara pendapat mereka antara lain:
1. Beliau terkadang meninggalkan puasa tiga hari disetiap bulannya karena
safar atau karena hal lain, oleh karena itu beliau menggumpulkannya dan
menggantinya dibulan sya'ban, sebab apabila beliau melakukan suatu
amalan beliau akan selalu melakukannya dan jika ada yang tertinggal maka
beliau mengqadhanya.
2. Disebutkan bahwa beliau banyak puasa pada bulan sya'ban karena manusia
banyak melalaikannya, dan barangkali ini adalah yang paling tepat
sebagaimana yang diterangkan dalam hadits Usamah bin Zaid diatas.
Rasulullah r terbiasa jika beliau belum sempat mengqadha puasa-puasa sunnah
maka meliau menggantinya dibulan sya'ban sebelum datangnya bulan ramadhan,
demikian pula jika ada shalat-shalat sunnah yang pernah terlewatkan maka beliau
mengqadhanya pada waktu yang lain. Disamping itu puasa sunnah dibulan sya'ban juga
merupaka latihan agar terbiasa melakukan puasa sehingga puasa ramadhan akan terasa
ringan karena ia sudah terbiasa berpuasa sebelumnya.
Dikarenakan puasa sya'ban merupaka mukaddimah untuk memasuki puasa
ramadhan, maka dianjurkan pula untuk banyak membaca al quran dan bersedekah serta
memperbanyak amalan-amalan shalih lainnya. Hanya saja kita dilarang untuk melakukan
puasa ketika sudah mendekati akhir sya'ban kecuali jika kita sudah terbiasa berpuasa
sebelumnya, karena Rasulullah r melarang kita untuk mendahului bulan ramadhan
dengan puasa sunnah satu atau dua hari sebelumnya hal ini supaya kita tidak menambah
ramadhan dengan puasa lain yang bukan termasuk darinya, kita juga dilarang berpuasa
pada hari syak (ragu-ragu antara akhir sya'ban atau awal ramadhan), beliau bersabda:
"Barangsiapa yang berpuasa pada hari syak maka ia telah berbuat maksiat terhadap Abu Qashim
(Rasulullah r)". Itu semua dimaksudkan supaya ada pembatas antara puasa sunnah dan
puasa wajib karena kita diperintahkan untuk membedakan antara keduanya,
sebagaimana kita juga dilarang untuk berpuasa pada hari raya.
Suatu hari Rasulullah r melihat sesorang yang melakukan shalat sunnah fajar
setelah iqamat dikumandangkan lalu beliau menegur:"Apakah shalat subuh empat rakaat"
(HR. Bukhari). Hadits ini juga dijadikan dalil sebagai larangan untuk melakukan shalat
sunnah setelah iqamat dikumandangkan kecuali jika ia sudah terlanjur melakukannya
maka ia boleh memilih antara meneruskan atau membatalkannya.
Bid'ah-bid'ah dibulan sya'ban
Allah U berfirman:

Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu
nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu. Maka barangsiapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(QS. 5:3)

Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari'atkan untuk mereka
agama yang tidak diizinkan Allah (QS. 42:21)
Rasulullah r bersabda:

Dari 'Aisyah t berkata, dari Nabi r bersabda: "Barangsiapa yang membuat hal-hal baru dalam
perkara kami (agama islam) yang tidak termasuk darinya maka hal itu pasti tertolak" (HR.
Bukhari dan Muslim).
Ayat dan hadits diatas menunjukan bahwa syariat islam sudah sempurna dan tidaklah
Allah mewafatkan nabi-Nya kecuali setelah ia menyampaikan semua syariat agama
dengan jelas dan sempurna, maka siapa saja yang menambah sesuatu dalam syari'at islam
pasti tertolak dan tidak akan diterima.
Ada beberapa amalan yang sering dilakukan dibulan sya'ban akan tetapi hal itu
tidak ada contohnya sama sekali dari Rasulullah r dan juga para shahabatnya serta para
ulama yang mu'tabar, diantara amal-amalan tersebut diantaranya:
ý Shalat alfiyah yaitu shalat yang terdiri dari 100 rakaat yang dilakukan pada
pertengahan sya'ban dengan berjamaah, pada setiap rakaatnya imam membaca
surat al ikhlas 10 kali, shalat ini didasarkan pada sebuah hadits palsu yang tidak
ada asalnya dari Rasulullah r.
ý Mengkhususkan malam nisfu sa'ban (pertengahan sya'ban) untuk melakukan
shalat dan siangnya untuk berpuasa berdasarkan hadits palsu yang berbunyi:
فقوموا ليلها وصوموا ارها ..) ) "shalatlah kalian dimalam harinya dan berpuasalah pada siang
harinya"
ý Shalat tolak bala dan supaya panjang umur, yaitu shalat 6 rakaat yang
dilakukan pada malam nisfu sya'ban, demikian pula membaca surat yasin pada
malam tersebut.
Imam Al Ghazali rahimahullah mengatakan: "shalat-shalat ini sangat masyhur dikalangan
mutaakhirin penganut aliran sufi yang saya tidak tahu bahwa shalat maupun doa-doanya
berdasarkan dalil yang shahih, akan tetapi itu semua tidak lain adalah bid'ah. Sahabatsahabat
kami telah membenci untuk berkumpul-kumpul pada malam nisfu sya'ban baik
dimasjid maupun ditempat lainnya".
Imam Nawawi rahimahullah berkata: "shalat rajab (raghaib) dan shalat nisfu sya'ban
adalah merupakan dua bid'ah yang mungkar serta sangat buruk".
Alangkah indahnya ungkapan yang berbunyi:
Sebaik-baik perkara adalah yang berdasarkan petunjuk ** dan yang paling nuruk adalah bid'ah
yang diada-adakan
Wajib bagi kita semua supaya beribadah sesuai dengan dalil dan contoh dari Rasululllah
r dan para sahabatnya yang mulia serta menjauhi segala bentuk ibadah yang diadaadakan
dalam agama, karena semua hal baru dalam agama ini adalah bid'ah dan semua
kebid'ahan adalah tempatnya di neraka wal'iyadzu billah.
Semoga Allah U selalu membimbing kita semua ke jalan-Nya yang lurus dan dijauhkan
dari semua bentuk kesesatan dan dosa, amin ya rabbbal 'alamin.

Sumber:
- website islam soal jawab.
- Majmu' fatawa Syekh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah (2/882)