"Hati"

Tatalah hatimu! Tetapi kalau belum bisa menata hati, tatalah sendalmu dengan baik.

My Blog List

...Rumah Makan Harmoni (Depan BANK MANDIRI SYARIAH SUDIRMAN) terima karyawan wanita, diutamakan yang pandai membungkus nasi. hubungi Helmi 081268086958

Pages

Monday, August 20, 2012

Orang cerdas, Banyak berselawat!


 

Masyarakat kita (Dumai khususnya dan Indonesia Umumnya) sering menyebutnya SELAWAT NABI (penulis adalah orang melayu), kata yang berasal dari bahasa Arab yaitu Sholawat, sementara beberapa suku di Indonesia ada yang menggunakan kata Solawat, Salawat, dan banyak yang menulis dengan Shalawat.
Shalawat adalah bentuk jamak dari Shalat, yang mana Shalawat ini mempunyai beberapa pengertian. Penggunaan kata Shalawat banyak dijumpai dalam Al-Qur’an yang dituju kepada kaum Mu’minin dalam pengertian keberkahan dan rahmat. Adapun yang dimaksud Shalawat disini adalah Shalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Banyak sekali keterangan dalam hadist mengenai Shalawat kepada Nabi Al-Musthafa SAW, disamping kutamaan dan manfaatnya, juga adanya peringatan dan bahkan kecaman terhadap mereka yang enggan mengucapkan.
Hadist mengenai kemuliaan Shalawat kepada Nabi dan faedah bagi orang yang mengamalkan antara lain:
Rasullulah SAW bersabda: “Shalawat kalian kepadaku itu merupakan pengawal bagi do’a kalian, perolehan keridha’an Tuhan kalian dan pembersih amal-amal kalian.” (H.R. Al-Dailamy RA dari Amirul Mu’minin Ali, karramullahu wajhahu).
Nabi SAW bersabda: “Hiasilah ruang perternuan kalian dengan bershalawat kepadaku. Sesungguhnya bacaan shalaasat kalian hepadaku itu dapat menjadi cahaya di Hari Kiamat.” (H.R. Al-Dailami RA dari lbnu Umarb RA).
Nabi SAW bersabda pula: “Sesungguhnya Allah memiliki para Malaikat yang bertebaran di muka bumi yang bertugas menyarnpaikan kepadaku shalawatnya orang dari urnrnatku yang bershalawat kepadaku.” (Dikeluarkan oleh Al-Darulquthny RA dari lmam Ali KW)
Banyak karya-karya tulis ulama dari pelbagai mazhab dan tarikat dari generasi ke generasi seputar shalawat. Diantara penulis terbesar abad ke’20 yang banyak menulis dan menggubah mada’ih kepada Nabi SAW adalah Sayyid Allamah Ali bin Muhammad Al-Habsyi RA dengan Simthud Durar-nya yang sangat puitis yang dikenal dengan Maulid Habsyi. Juga Syeikh Yusuf An-Nabhany Al-Bairuty RA dengan kapita selekta shalawatnya berjudul Jawahirul Bihar yang sampai empat jilid. Kemudian disusul dengan Sayyid Allamah Muhammad bin Alwi Al-Maliky, seorang muhaddits, penulis produktif dan banyak menulis tentang Nabi SAW dan menyusun aneka kumpulan doa dan shalawat.
Secara keseluruhan, pembacaan syighat shalawat kepada Nabi Al-Musthafa SAW tiada ketentuan yang mengharuskan pembacanya didampingi seorang Guru pembimbing spiritual (mursyid). Hanya saja diperlukan adanya ijazah pada shalawat yang syighat-nya panjang dan terangkum bermacam kata yang sangat sakral, sebagaimana pada formula-formula zikir dalam bentuk ahzab dan awrad harus melalui masing-masing disiplin tarikat yang dinisbahkan kepadanya.
Berikut ini kami ketengahkan kutiban manfaat shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dari buku Syaraf al-Umrnah al-Muhatnmadiyah-nya Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliky dan telah dialih-bahasakan oleh H.M.H. Al-Hamid Al-Husainy dengan judul kemuliaan Ummat Muhammad SAW dan diterbitkan oleh Pustaka Hidayah :
“Di antara berbagai kemuliaan yang dikaruniakan Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW ialah, bahwa Allah SWT member ganjaran yang amat besar kepada orang yang mengucapkan shalawat dan salam kepada manusia termulia, Muhammad bin Abdullah SAW.
Shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW merupakan salah satu zikir yang mendatangkan pahala bagi orang yang mengucapkannya dan mengerti maknanya.
Orang yang sibuk bersalawat hanya dengan mengulang-ulang lafalnya mendapat pahala seperti pahala yang diterima orang yang mengulang-ulang lafal tahlil, tahbir, tahmid dan tasbih. Mengenai hal ini kami tidak bermaksud membanding-bandingkan antara pahala yang satu dengan yang lain. Kami hanya bermaksud hendak mengatakan,
bahwa orang yang sibuk mengucapkan shalawat dan salam kepada Al-Mushtafa Sayyidina Muhammad SAW, ia mendapat pahala, meskipun hanya mengulang-ulang lafal shalawat dan salam. Sama halnya dengan
orang yang mengulang-ulang lafal tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid sebagai zikir yang pengucapannya dan pengertian tentang maknanya dinilai sebagai ibadah.
Oleh karena itu kaum salaf membiasakan diri mengucapkan shalawat dan salam dalam jumlah tertentu. Perlu diketahui, bahwa ucapan shalawat dan salam tidaklah ada gunanya jika orang yang mengucapkannya itu tidak percaya dan tidak yakin bahwa ucapan shalawat dan salam itu disyariatkan oleh agama dan berasal dari Nabi SAW. Apalagi kalau ia beranggapan ucapan itu berasal dari dirinya sendiri atau dari orang lain (bukan Rasulallah SAW). Sebab, pada hakikatnya masalah ini (shalawat dan salam) adalah berasal dari Rasulallah SAW. Jadi, jika ada wacana (pemikiran atau pendapat) yang menganggap bahwa masalah itu tidak berasal dari Nabi SAW, itu sama
sekali tidak dapat kami benarkan, bahkan kami tentang sekeras-kerasnya. Kami pandang wacana seperti itu adalah bid’ah yang buruk dan jahat. Nabi SAW sendiri pasti tidak meridhainya.
Adapun orang yang membiasakan diri mengucapkan shalawat dan salam itu tahu dan percaya, bahwa masalah itu berasal dari Nabi SAW, namun ia tidak yakin bahwa itu merupakan ibadah sunnah atau masryru’ah (disyariatkan oleh agama) itu tidak apa-apa.
Banyak di antara kaum salaf yang mengamalkan zikir dengan ucapan shalawat dan salam kepada Nabi SAW. Mengenai hal itu lbnu Mas’ud RA menuturkan, bahwasanya Rasulallah SAW pernah berkata kepada Zaid bin Wahb: “Hai Zaid, bin Wahb, bila hari Jumat tiba hendaklah engkau mangucapkan shalawat kepada Nabi seribu kali.
Berikut ini kami ketengahkan dengan ringkas sejumlah manfaat yang bisa didapat dari shalawat dan salam kepada Sayyidina Muhammad ‘Alaihi Afdhalush Shalati Wassalam yang banyak disebut oleh para ulama, khususnya Allamah lbnul -Qayyim dan Al-Hafidz lbnu Hajar Al-Haitsamy antara lain:
1. Mematuhi perintah Allah SWT.
2. Bershalawat kepada Nabi SAW adalah sesuai dengan perintah Allah SWT (di dalam Al Qur’an), meskipun berbeda makna antara shalawat yang dari kita (umat Nabi Muhammad SAW) dan shalawat yang dari Allah SWT. Shalawat yang dari kita berarti doa dan permohonan, sedangkan shalawat yang dari Allah SWT berarti pujian dan pemuliaan.
3. Sesuai dengan yang dilakukan oleh para malaikat.

4. Orang yang bershalawat satu kali mendapat balasan sepuluh shalawat dari Allah SWT.
5. Orang yang bershalawat beroleh peningkatan denjat sepuluh kali.
6. Baginya dicatat sepuluh kebajikan.
7. Dihapus sepuluh amal keburukannya.
8. Doanya dapat diharap akan terkabul, karena shalawat akan memanjatkan doanya dan menghadapkannya kepada Allah Rabbul’alamin. Sebelum orang yang berdoa bershalawat lebih dahulu, doanya berhenti terkatung-katung di antara bumi dan langit.
9. Dapat menjadi sarana untuk mendapat syafaat Nabi SAW Jika shalawat itu disertakan doa mohon wasilah atau diucapkan tersendiri.
10. Shalawat merupakan sarana untuk beroleh ampunan dosa.
11. Shalawat juga merupakan sarana bagi hamba Altah SWT untuk beroleh pertolongan-Nya agar tercukupi keperluannya.
12. Shalawat juga merupakan sarana yang dapat mendekatkan seorang hamba Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW pada Hari Kiamat.
13. Berfungsi sebagai sedekah bagi orang yang kesulian hidup.
14. Shalawat juga merupakan sarana untuk beroleh pertolongan Al lah SWT agar tercukupi kebutuhan-kebutuhannya.
15. Shalawat juga merupakan sarana untuk mendapat rahmat Allah SWT dan doa malaikat.
16. Shalawat berfungsi sebagai zakat dan thaharah.
17. Shalawat merupakan sarana yang mendatangkan kabar gembira (tabsyir) bagi hamba Allah SWT sebelum wafat, bahwa ia akan masuk surga. (Demikianlah disebut oleh Al-Halidz Abu Musa, berikut hadisnya, di dalam kitab yang ditulisnya).
18. Shalawat juga merupakan sarana yang dapat menghindarkan hamba Allah SWT dari ketakutan hebat pada Hari Kiamat. (di dalam kitab yang ditulisnya pula).
19. Shalawat dan salam merupakan sebab untuk mendapat balasan jawaban yang sama dari Nabi SAW.
20. Shalawat juga merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk dapat mengingat kembali hal-hal yang terlupakan.
21. Shalawat juga merupakan sarana bagi terwujudnya suasana yang baik di dalam suatu majelis (pertemuan). Selain itu shalawat juga akan meniadakan perasaan menyesal pada Hari Kiamat.
22. Shalawat juga merupakan sarana untuk terhindar dari kemelaratan.
23. Pada saat-saat seorang hamba Allah SWT teringat kepada Nabi SAW lalu segera mengucapkan shalawat dan salam kepada Beliau, ia akan terjauhkan dari watak kikir.
24. Orang yang menderita kehinaan karena tidak mengucapkan shalawat dan salam pada saat mendengar nama Nabi SAW disebut-sebut, penderitaannya itu akan dapat disingkirkan dengan jalan banyak-banyak bershalawat kepada Rasu lallah SAW.
25. Shalawat akan mengantarkan orang yang selalu mengucapkannya ke surga, sedangkan orang yang meninggalkan shalawat ia akan tersesatkan dari jalan ke surga.
26. Shalawat akan menyelamatkan kepengapan suatu majelis (pertemuan) yang di dalamnya tak disebut-sebut Allah dan Rasul-Nya, atau majelis yang di dalamnya tidak terdengar suara yang berpuji syukur kepada Allah SWT dan bershalawat kepada Rasul-Nya.
27. Shalawat merupakan sebab bagi timbulnya pancaran sinar cahaya pada saat hamba Allah SWT yang selalu mengucapkannya sedang berjalan di atas shirath. (Hal itu dikemukakan juga oleh Abu Musa dan lain-lain).
28. Shalawat merupakan kesempurnaan kalam (khutbah dan lain sebagainya) yang diawali dengan puji syukur kepada Allah SWT dan shalawat kepada Rasul-Nya.
29. Shalawat merupakan sarana bagi seseorang untuk meninggalkan wataknya yang bengis
30. Shalawat juga merupakan sarana melestarikan pujian baik dari Allah SWT kepada hamba-Nya di kalangan para penghuni langit dan bumi. Sebab, orang yang bershalawat berarti ia mohon kepada Allah SWT agar berkenan memuji, menghormati dan memuliakan Beliau. Karena bersalawat itu merupakan amal yang baik, maka sudah tentu orang yang mengamalkannya beroleh ganjaran pahala yang sama.
31. Shalawat juga merupakan sarana bagi yang mengucapkannya untuk memperoleh berkah, baik dalam hal amal kebajikannya maupun dalam hal usianya. Bahkan juga merupakan sebab untuk mernperoleh kepentingan-kepentingannya. Sebab, orang yang mengucapkan shalawat berarti ia berdoa mohon kepada Allah SWT, Tuhannya, agar Allah SWT berkenan melimpahkan berkah kepada Rasul-Nya beserta segenap keluarga Beliau. Doa seperti itu adalah mustajab (terkabul) dan orang yang berdoa pasti beroleh balasan yang sama.
32. Shalawat juga merupakan sarana untuk memperoleh rahmat Allah SWT. Berbagai pendapat mengenai “rahmat” di kalangan sebagian ulama, tetapi pendapat yang pasti benar ialah bahwa orang yang mengucapkan shalawat beroleh rahmat.
33. Shalawat juga merupakan sarana untuk mengabadikan kecintaan kepada Rasulallah SAW bahkan untuk menambah dan melipat gandakannya. ltu merupakan salah satu ikatan keimanan yang tanpa itu (ucapan shalawat dan salam kepada Nabi SAW tidak lengkap. Seorang hamba Allah SWT jika makin sering menyebut-nyebut orang yang dicintainya, dihadirkannya didalam hati, dibayangkan kebaikannya dan kebenaran ajaran-ajaranya yang membuat hamba Allah SWT itu tertarik kepadanya; tentu semuanya itu akan melipat gandakan kecintaan dan menambah kerinduannya kepada orang yang dicintainya, sehingga kecintaannya itu sungguh-sungguh menguasai seluruh isi hatinya. Sebaliknya, jika ia merasa tidak perlu mengingat atau menyebut-nyebut orang yang dicintainya,
tidak mau menghadirkannya di dalam hati dan mengenang kebaikan-kebaikannya dengan sepenuh hati dan pikiran, tentu kecintaannya di dalam hati menjadi berkurang. Bagi orang yang mencintai sesuatu tidak ada yang lebih menyenangkan hatinya daripada melihat sesuatu yang dicintainya. Dan tidak ada yang disukai selain menyebut dan mengingat serta mengenang kebaikan-kebaikan pihak yang dicintainya. Jika perasaan demikian itu makin kuat berakar di dalam hati, tentu akan meluncur dari ujung lidahnya berbagai kata pujian. Bertambah dan berkurangnya pujian itu tergantung pada bertambah dan berkurangnya kecintaan yang bersemayam di dalam hati.
34. Shalawat kepada Nabi SAW adalah sarana untuk menumbuhkan kecintaan Beliau kepada orang yang bershalawat. Jika demikian halnya maka semakin banyaknya shalawat diucapkan oleh seseorang tentu semakin besar pula kecintaan Nabi SAW kepadanya.
35. Shalawat juga merupakan sarana bagi turunnya hidayat kepada hamba Allah SWT yang mengucapkannya dan sarana pula untuk menghidupkan hati serta perasaannya. Oleh karena itu semakin banyak ia mengucapkan shalawat, hati dan perttsaannya tentu semakin kuat dikuasai oleh kecintaan kepada Beliau. Dengan demikian, di dalam hatinya tidak terdapat sekelumit pun keinginan untuk menentang perintah dan ajaran-ajaran Beliau. Bahkan sebaliknya, semua perintah dan ajaran-ajaran Beliau akan tergores dan terpateri di dalam hatinya, selagi ia dalam keadaan bagaimanapun selalu mengucapkannya. la akan meraih hidayat, keberuntungan dan berbagai pengetahuan tentang rahasia agama. Makin tajam pandangan mata hatinya serta makin kuat dan mendalam ma’rifat serta pengertiannya mengenai hal itu, tentu akan semakin sering dan lebih banyak lagi mengucapkan shalawat kepada Nabi SAW.
36. Shalawat itulah yang menjadi sebab dikemukakannya nama orang berzikir mengucapkannya ke hadapan Nabi SAW. Yaitu sebagaimana yang Beliau SAW nyatakan sendiri, “Shalawat kalian akan dihadapkan kepadaku.” Dan sesuai pula dengan pernyataan Beliau yang menegaskan, “Di pusaraku Allah menugasi sejumlah malaikat untuk menyampaikan kepadaku salam dari umatku.” Cukuplah bagi hamba Allah SWT mendapat kemuliaan disebut namanya di hadapan Rasulallah SAW.
37. Shalawat pun merupakan sarana bagi hamba Allah SWT untuk dapat berjalan mantap di atas shirath hingga terlewatinya dengan selamat. Sebuah hadits dari Abdurrahman bin Samrah yang dituturkan oleh Sa’id bin Al-Musayyab, mengenai soal mimpinya Nabi SAW, sebagai berikut, “Kullihat seorang dari umatku berjalan di atas shirath, kadang meranghak-rangkak dan kadang bergelantung, kemudian datanglah shalawat (yang diucapkannya dahulu ketika hidup di dunia) Ialu membangunkannya hingga dapat berdiri dan berjalan dengan kakinya, IaIu ia diselamatkan oleh shalawatnya.” (Diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Madiny didalam At-Targhib Wat-Tarhib, sebagai hadits hasan jiddan (amat baik).
38. Shalawat kepada Nabi SAW adalah penunaian kewajiban yang paling sedikit atas hak Allah SWT dan berbagai nikmat yang dikaruniakan kepada kita dan yang memang’wajib kita syukuri. Padahal sebenarnya yang wajib kita syukuri tidak terhitung banyaknya. Kita tidak sanggup menghitungnya, tidak berkeinginan dan tidak berhasrat untuk mengetahui berapa jumlah seluruhnya. Namun, Allah SWT ridha menerima dari hamba-hamba-Nya sedikit syukur sebagai kewajiban yang harus ditunaikan.
39. Di dalam shalawat kepada Nabi SAW tercakup dzikrullah (mengingat-menyebut keagungan-Nya), dzikru-Rasulihi (mengingat-menyebut Rasul-Nya), dan permohonan kepadaNya. Dengan shalawat kepada Nabi SAW, maka Allah SWT akan memberi ganjaran pahala kepada hamba yang berhak menerimanya. Sebagaimana telah kita sadari, bahwa Allah SWT memperkenalkan kepada kita Asma-Nya, Sifat-sifat-Nya; dan telah pula menunjukkan kepada kita jalan apa yang harus kita tempuh untuk memperoleh keridhaan-Nya. Juga Allah SWT telah memberi pengertian kepada kita tentang apa yang akan kita peroleh setelah kita sampai dan menghadapkan diri kepada-Nya. Semuanya itu tercakup di dalam semua segi keimanan. Bahkan tercakup pula di dalam ikrar tentang pengangkatan Rasul-Nya, tentang tashdiq (pembenaran)-Nya, tentang pemberitahuan semuanya itu kepada hamba-hambaNya dan tentang kecintaan-Nya kepada Rasul SAW yang diutus oleh-Nya menyampaikan kebenaran agama-Nya kepada umat manusia. Tak diragukan lagi bahwa semuanya itu adalah pokok-pokok keimanan. Shalawat kepada Nabi SAW juga mencakup pengertian seorang hamba mengenai hal-hal tersebut, termasuk tashdiq-nya (pengakuannya atas kebenaran sebagai Nabi dan Rasul utusan Allah) dan kecintaanya kepada Beliau. Dengan demikian maka ucapan shalawat kepada Nabi Muhammad SAW termasuk amalan yang lebih utama


"Selamat hari Raya, Mohon Maaf Lahirbathin."

Friday, August 17, 2012

Bye For Ramadhan...


Satukan tangan, satukan hati
Itulah indahnya silaturahmi
Di Hari kemenangan Kita padukan
Keikhlasan untuk saling memaafkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri
Mohon Maaf Lahir Batin





Semoga kita di panjangkan umur oleh Nya....
  



 








Wednesday, February 22, 2012

Bulan Pernah Terbelah

Kisah Surat Al-Qamar

Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang …
Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr.Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaankepadanya, apakah ayat pertama dari surat Al-Qamar memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah?
 
Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
 


Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu ituadalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur’an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, “Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi “Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah” mengandung mukjizat secara ilmiah ? 

Maka saya menjawabnyaa: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi halitu memang benar termaktub di dalam Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta’alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, “Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejekdan mengolok-olok)?” Rasulullah bertanya, “Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: “Coba belah bulan, ..”

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya kebulan, dan terbelahlah bulan itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta- merta orang-orang musyrik pun berujar, “Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!”
Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir memang benar bisa saja “menyihir” orang yang ada disampingnya, akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu pada saat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, “Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?”Mereka menjawab, “Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi duadansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali…!!!”

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya dalam Al-Quran, yakni di surat Al-Qamar [bulan] yg artinya kurang lebih sebagai berikut;
Sungguh, telah dekat hari kiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, “Ini adalah sihir yang terus-menerus”, dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap ….sampai akhir surat Al-Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, “Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??” Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati.” Daud Musa Pitkhok berkata, “Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur’an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur’an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya. “Telah dekat hari kiamat dan bulan pun telah terbelah…” 

Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran. Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, ” Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulahlebih banyak berguna”. Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, “Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan  antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, “Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?” Mereka pun menjawab, “Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapikami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. 

Maka presenter itu pun bertanya, “Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, “Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, “Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?” Mereka menjawab, “Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, “Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali”.Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, “Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, “Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah … Maka aku pun berguman, “Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur’an dan aku baca surat Al-Qamar, dan … saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

Gambar diatas menunjukkan lokasi “Rocky Belt”, yang membuktikan bahwa bulan pernah terbelah.
Diterjemahkan

Sunday, February 5, 2012

Berbicara Menurut Islam



Dibandingkan menulis, berbicara lebih mudah dilakukan. Setiap pembicaraan pasti ada maksud-tujuan yang hendak disampaikan, baik itu pembicaraan secara langsung maupun melalui media elektronik (teknologi). Saking mudahnya dilakukan, orang ketika berbicara seringkali kebablasan, bahkan tak menggunakan etika. Akibatnya, banyak kebencian dan permusuhan terjadi.

Bagaimanakah sesungguhnya etika berbicara yang dianjurkan dalam Islam? Pertama, ketika seorang Muslim berbicara hendaknya hanya untuk kebaikan (ma'ruf). Allah SWT berfirman, "Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisik-bisik mereka, kecuali bisik-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah atau berbuat ma'ruf…" (QS An-Nisa [4]: 114).

Kedua, jangan membicarakan semua apa yang didengar. Sebab, bisa jadi semua yang didengar itu menjadi dosa. Rasulullah SAW bersabda, "Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seseorang, yaitu apabila ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar." (HR Muslim).

Ketiga, berbicaralah tanpa ada rasa menggunjing (ghibah). "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." (QS Al-Hujarat [49]: 12).  Menggunjing orang lain sangat dilarang dalam Islam. Sebab, orang yang menggunjing itu tidak lebih baik dari yang digunjing. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok…" (QS Al-Hujarat [49]: 11).

Keempat, berbicaralah seperlunya saja. Jangan membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Rasulullah bersabda, "Termasuk kebaikan Islam-nya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna." (HR Ahmad dan Ibnu Majah). Kelima, berbicaralah dan jangan mendebat. Sabda Nabi, "Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia benar." (Muttafaq 'Alaih).

Keenam, berbicara dengan tidak memaksakan diri. "Dan sesungguhnya manusia yang paling aku benci dan yang paling jauh dariku di hari kiamat kelak adalah orang yang banyak bicara, orang yang berpura-pura fasih, dan orang-orang yang sombong." (HR At-Tirmidzi).

Ketujuh, berbicaralah dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Aisyah RA pernah berkata, "Sesungguhnya Rasulullah apabila membicarakan suatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat menghitungnya." (Muttafaq 'Alaih).

Sejatinya, Islam tidak melarang manusia untuk berbicara. Berbicara justru sangat dianjurkan jika mengandung manfaat dan kebaikan. Tetapi sebaliknya, sangat dilarang jika pembicaraan itu mengandung keburukan dan penyesatan. "Barang siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir hendaknya ia berbicara yang baik-baik atau diam." (Al-Hadis).

Monday, January 23, 2012

Tolak Bencana Dengan Sedekah



‘’Supermarket Bencana’’. Itulah julukan buat negeri kita, saking banyak dan beragamnya bentuk bencana yang melanda Nusantara. Dalam kurun 2004-2009, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sebanyak 4.408 bencana alam telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia.

Tahun berikutnya, 2010, terjadi sebanyak 644 bencana alam yang menelan korban jiwa sebanyak 1.711 orang. "Ada sekitar 644 kejadian bencana yang terjadi di Tanah Air sepanjang tahun 2010 lalu," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho (www.waspada.co.id, 04/01/2011).
Sutopo menambahkan, jumlah korban yang mengalami luka dan hilang sepanjang tahun 2010 sekitar 1.398.923 orang. "Jumlah rumah rusak berat 14.639 unit, rusak sedang 2.830 unit dan rusak ringan 25.030," paparnya. Tahun berikutnya, 2011, BNPB mencatat telah terjadi 1.598 peristiwa bencana atau 6 bencana alam per hari. Bencana meliputi gempa bumi, banjir, tanah longsor hingga kebakaran hutan.
Rinciannya: gempa bumi 11 kali, tsunami 1 kali, letusan gunung 5 kali, tanah longsor 237 kali, banjir disertai longsor 24 kali, banjir 403 kali, kekeringan 221 kali, puting beliung 284 kali, gelombang pasang 15 kali, kecelakaan industri 1 kali, kecelakaan transportasi 20 kali, kebakaran hutan 21 kali, kebakaran 355 kali dan konflik/kerusuhan sosial 1 kali. Ditambah data dari pemerintah daerah dan kementerian terkait, total sepanjang tahun 2011 terjadi 2.400 bencana, yang mengakibatkan korban meninggal dan hilang sebanyak 834 jiwa serta korban luka dan mengungsi 325.361 orang.
Bagaimana tahun 2012 ini? Menurut surat edaran akhir tahun 2011 dari Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam, Andi Arief, sedikitnya ada 9 kejadian alam yang perlu diwaspadai pada tahun 2012. Ancaman itu meliputi letusan gunung berapi, gempa, banjir, topan-badai, dan cuaca ekstrim. Dari semua konsep, definisi, maupun pengertian bencana yang dikemukakan lembaga nasional maupun internasional, tak satupun yang memasukkan secara tegas unsur atau pengaruh Allah SWT (the invisible hand of God).
Merujuk pada penjelasan Syaich Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, hal itu tidak bisa dibenarkan. Dalam risalahnya yang berjudul Idhohul Maqol Fi Asbabi Zilzal war Roddu ’Ala Malahidah Dzulal, beliau menyatakan, keyakinan bahwa penyebab gempa bumi hanya sekadar faktor alam semata sangat bertentangan dengan dalil-dalil Al-Qur’an dan hadits, dan ini merupakan pemikiran yang menyimpang” (hal 42). Karenanya, Ustadz Yusuf Mansur tak henti-hentinya mengajak masyarakat agar senantiasa ‘’menghadirkan’’ Allah SWT dalam setiap persoalan kehidupan.
Termasuk dalam menyikapi bala bencana. Salah satu jurus jitu menolak bencana adalah sedekah. Dalam hadis qudsi, Allah SWT berfirman, “Wahai Anak Adam, kosongkan gudangmu untuk memenuhi apa yang ada di sisi-Ku. Niscaya Engkau akan selamat dari kebakaran, kebanjiran, pencurian dan kejahatan “ (HR Thabrani dan Baihaqi). Dalam banyak hadits, Rasulullah menegaskan pentingnya sedekah sebagai tameng penolak bala.

“Sungguh, sedekah dapat memadamkan panasnya kubur orang yang bersedekah, dan sungguh orang mukmin akan bernaung pada hari kiamat dengan payungan sedekahnya“ (HR Thabrani). “Sedekah dapat mencegah 70 macam bencana, yang paling ringan adalah penyakit kusta dan supak“ (HR Thabrani). ”Bersegeralah kalian untuk mengeluarkan sedekah, karena sungguh bencana tak dapat melewati sedekah“ (HR Thabrani).
‘’Obatilah orang sakit diantara kalian dengan sedekah“ (HR Baihaqi). Dalam hadis lain Nabi SAW menerangkan: “Yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling gemar bersedekah, dan amalan paling dicintai Allah adalah membahagiakan orang mukmin, meringankan bebannya, membayarkan utangnya, atau menghilangkan laparnya“ (Shahih Al Jami’us Shagrir). Imam Ibnul Jauzi dalam al-Mudhisy dan Imam as-Suyuthi dalam Kasyfu Sholsholah ’An Wasfi Zalzalah, mengisahkan gempa bumi dan tsunami pada jaman dulu secara detil tempat dan tanggal kejadiannya.
Tatkala daerahnya dilanda gempa, Khalifah Umar bin Abdul Aziz segera mengirim instruksi kepada para gubernurnya untuk bersedekah bersama warganya (dari Abu Nu’aim dalam al-Hilyah no 5/337, Ibnu Abi Dunya dalam al-’Uqubat no 23). Jadi, disertai ikhtiar lainnya, mari kita tolak bencana dengan sedekah.

Saturday, January 14, 2012

PAGAR DIRI


Inilah Bentuk-Bentuk Pagar Diri Tersebut :

Pagar Diri I
Ambil tujuh biji korma Ajwa (korma Nabi) lalu makan di waktu pagi, jika memeungkinkan korma 'Ajwa tersebut yang berasal dari Madinah Munawwarah, dan jika tidak memungkinkan tidak mengapa korma Ajwa dari daerah manapun jua. Khasiatnya seperti yang disabdakan Nabi shallallahu `alaihi wa sallam
Siapa yang memakan tujuh biji korma Ajwa di waktu pagi maka pada hari tersebut racun dan segala bentuk sihir tidak akan membinasakannya 


Pagar Diri II
Wudhu
Sesungguhnya sihir tidak akan berpengaruh pada seorang muslim yang selalu menjaga wudhu, karena seorang muslim yang berwudhu dijaga oleh para malaikat tas perintah Allah Azza Wajalla. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhuma bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,
Bersihkanlah tubuhmu (wudhu) niscaya Allah akan membersihkan (jiwamu), sesungguhnya tidak seorang hambapun yang tidur dalam keadaan berwudhu melainkan ada bersamanya seorang malaikat dekat dari jasadnya (menjaga) setiap saat berlalu maliakat tersebut berdoa, "Ya Allah ampunilah hambamu ini karena sesungguhnya ia tidur dalam keadaan suci (berwudhu)". 


Pagar Diri III
Selalu Melakukan Shalat Berjamaah
Selalu melakukan shalat berjamaah membuat seorang muslim aman dari gangguan syaitan, sebaliknya melalaikan shalat berjamaah berarti memberi kesempatan kepada syaitan untuk menguasai dirinya dan bila syaitan telah menguasai dirinya maka orang itu terkena kerasukan syaitan atau sihir, atau selainnya, hal-hal yang mampu dilakukan oleh syaitan.
Diriwayatkan oleh Abu Darda radhiyallahu `anhu, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam berkata,
Bila ada tiga orang dalam suatu kampung atau di padang pasir dan mereka tidak melakukan shalat berjamaah maka syaitan akan menguasai mereka oleh karena itu lakukanlah shalat berjamaah karena sesungguhnya serigala memakan domba yang berpisah dari jamaah (rombongan).


Pagar Diri IV
Shalat Malam
Siapa yang ingin membuat pagar diri terhadap sihir maka lakukanlah shalat di malam hari walaupun sedikit dan jangan melalaikannya karena hal tersebut menyebabkan syaitan dapat menguasai manusia dan bila syaitan menguasaimu engkau akan menjadi lahan subur untuk terkena sihir.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu `anhu, ia berkata, "Disebutkan seorang laki-laki kepada Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bahwa ia tidur hingga waktu shalat subuh, ia tidak melakukan shalat malam, lalu Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, Lelaki tersebut telinganya telah dikencingi syaitan
Said bin Mansur meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma, ia berkata, "Seorang laki-laki yang bangun di waktu pagi dan tidak sempat melakukan shalat witir, maka ia bangun di waktu pagi dengan keadaan di kepalanya ada 70 hasta tali kekang".


Pagar Diri V
Membaca Doa Setiap Kali Masuk WC
Syaitan selalu memanfaatkan kesempatan saat seorang muslim berada di tempat kotor ini untuk menguasai manusia tersebut karena tempat ini merupakan rumah dan tempat tinggal syaitan. Salah seorang jin telah mengabariku bahwa ia masuk ke dalam tubuh seorang manusia karena manusia tersebut tidak membaca doa saat masuk ke WC sehingga jin tersebut dapat menguasainya dan masuk ke dalam tubuhnya, akan tetapi Allah memberi pertolongan kepadaku sehingga aku berhasil menyuruh jin itu kelaur dari tubuh manusia tersebut, Wa Alhamdulillah. Salah seorang jin berkata kepadaku, "Sesungguhnya Allah telah memberikan kepada kalian senjata yang ampun yang dapat kalian gunakan untuk menangkal kami, akan tetapi kalian tidak menggunakannya",
Aku berkata, "Apa itu?", Jin berkata, "Yaitu doa-doa yang diriwayatkan dari Nabi".
Sungguh diriwayatkan dari Nabi shallallahu `alaihi wa sallam hadist shalih bahwa beliau apabila masuk ke WC bersabda,
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ الخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan jin laki-laki dan perempuan


Pagar Diri VI
Membaca Ta'awuz Ketika Memulai Shalat
Diriwayatkan dari Zubair bin Muth'im menjawab radhiyallahu `anhu ia melihat Nabi shallallahu `alaihi wa sallam shalat membaca,

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً 
 (x 3 ) أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ مِنْ نَفْخِهِ وَنَفْثِهِ وَهَمْزِهِ
Allah Maha Besar, segala puji milik Allah, Maha Suci Allah di waktu pagi dan petang, aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Kesombongan, rayuan dan penyakit gila serta kesurupan yang disebabkan oleh syaitan.
Disadur dari buku: Assharim albattar fii attashaddhi lissaharat al asyraar


Pagar Diri VII
Pagar Diri Khusus Untuk Wanita Di Malam Pengantin
Di malam pengantin setelah akad nikah selesai,

suami meletakkan telapak tangan kanannya di kening istri seraya membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جُبِلَتْهَا عَلَيْهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا جُبِلَتْهَا عَلَيْهِ

Ya Allah aku memohon kepada-Mu, kebaikannya, dan kebaikan yang Engkau ciptakan pada nya, dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya dan kejahatan yang ada pada nya HR. Abu Daud, Albani menshahihkan


Pagar Diri VIII
Mengawali Rumah Tangga Baru Dengan Shalat
Abdullah bin Mas`ud radhiyallahu `anhu berkata,"apabila engkau bersama istri pada malam pengantin maka suruh dia menjadi makmum shalat, dan engkau menjadi imam, lakukanlah shalat dua rakaat, setelah itu bacalah doa berikut,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَهْلِيْ، وَبَارِكْ لَهُمْ فِيَّ، اللَّهُمَّ اجْمَعْ بَيْنَنَا مَا جَمَعْتَ بِخَيْرٍ، وَفَرِّقْ بَيْنَنَا إِذَا فَرَّقْتَ إِلَى خَيْرٍ

Ya Allah, berilah aku keberkahan karena istriku, dan berilah istriku keberkahan karena aku, ya, Allah ! satukanlah kami dalam kebaikan, dan jika Engkau memisahkan kami maka pisahkanlah kepada kebaikan HR. Thabrani, Albani menshahihkan.


Pagar Diri IX
Pagar Diri Diri Saat Bersenggama
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda,"Apabila salah seorang diantara kalian akan menggauli istrinya, lalu membaca doa,"
بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Bismillah, ya Allah! Jauhkanlah kami dari syaitan, dan jauhkan keturunan kami dari syaitan
Maka jika Allah memberinya rezki dari hubungan tersebut seorang anak, maka anak itu tidak akan diganggu syaitan." HR.Bukhari-Muslim
Seorang jin yang baru masuk islam dan telah bertaubat, menceritakan kepadaku bahwa dahulu ia selalu ikut serta bersenggama dengan istri orang yang terkena sihir disaat ia menggauli istrinya, karena orang tersebut tidak membaca doa di atas.
Subahanallah, ternyata kita (orang islam) mempunyai perbendaharaan yang berharga, namun sering kita tidak tahu nilainya.


Pagar Diri X
Berwudhu` sebelum tidur, lalu membaca ayat Kursy dan berzikir hingga rasa kantuk datang, karena sebuah hadis yang shahih diriwayatkan dari Abi Huraira radhiyallahu `anhu, ia berkata,"Siapa yang membaca ayat Kursy sebelum tidur, Allah akan mengutus seorang malaikat untuk menjaganya dan dia tidak akan dihampiri syaitan hingga waktu pagi," lalu nabi shallallahu `alaihi wa sallam membenarkan perkataan Abu Huraira yang didengar dari salah seorang jin seraya bersabda,"Jin tersebut telah berkata jujur kepadamu, walau sebenarnya dia adalah makhluk yang suka berdusta." HR.Bukhari


Pagar Diri XI
Membaca zikir berikut setelah shalat shubuh:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Tidak ada tuhan yang berhak disembah, kecuali Allah Yang Maha Esa, Tidak ada serikat bagi-Nya, seluruh kerajaan dan pujian milik-Nya, dan Dia Maha Berkuasa atas segala sesuatu
Seratus kali, sebuah hadist shahih yang diriwayatkan dari nabi shallallahu `alaihi wa sallam," barang siapa yang mengamalkannya dalam satu hari, pahalanya sama dengan memerdekakan sepuluh orang budak, dituliskan untuknya seratus kebajikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan, dan di hari tersebut dia terjaga dari gangguan syaitan hingga petang, dan tidak ada orang yang lebih baik darinya kecuali orang yang mengamalkan lebih banyak darinya." HR.Bukhari-Muslim.


Pagar Diri XII
Ketika masuk masjid bacalah doa:
أَعُوْذُ بِاللهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمْ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, Yang memiliki Wajah Yang Mulia, Kerajaan yang awal mula, dari godaan syaitan yang terkutuk
sebuah hadist shahih yang diriwayatkan dari nabi shallallahu `alaihi wa sallam, beliau bersabda,"Barang siapa yang membaca doa di atas, syaitan akan berkata,"orang ini terpelihara dari (gangguan)ku sepanjang hari." HR. Abu Daud, An Nawawi menghasankannya .


Pagar Diri XIII
Bacalah doa di waktu pagi dan petang sebanyak tiga kali:
بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِيْ الْأَرْضِ وَلاَ فِيْ السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Bismillahillazi laa yadhurru ma`aismihi syai`un fil ardhi wa la fiissama` wahuwassamiiul `aliim
Dengan nama Allah yang tidak suatu mudharatpun dilangit maupun di bumi melainkan dengan izin-Nya, Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. HR. Tirmizi, hadist ini hasan gharib shahih.


Pagar Diri XIV
Saat keluar rumah bacalah doa:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ

Dengan nama Allah, aku serahkan diriku kepada-Nya, tiada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah
Bila anda membaca doa ini akan dikatakan kepadamu, "Engkau dijaga, dipelihara, dituntun (menuju jalan hidayah) dan syaitan akan menjauh darimu," lalu dikatakan kepada syaitan yang lain,"Engkau tidak bisa berbuat apa-apa terhadap orang yang yang telah dituntun, dijaga dan dipelihara." HR. Abu Daud dan Tirmiz i , hadist ini hasan shahih.


Pagar Diri XV
Bacalah di waktu pagi dan petang doa:
أََعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ

a`uzuubi kalimatillahittaammati min syarri ma khalak
aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk.. HR.Muslim.
Pertahanan (pagar) diri yang telah kami sebutkan diatas berguna membentengi diri dari dari seluruh bentuk sihir secara umum, dan khususnya sihir rabath, bila diamalkan dengan penuh keyakinan, kesungguhan dan ikhlas
.

Allahu'alam....

Thursday, January 12, 2012

MISTERI PIRAMIDA MESIR


 

Piramida raksasa Mesir merupakan salah satu dari tujuh keajaiban dunia saat ini, sejak dulu dipandang sebagai bangunan yang misterius dan megah oleh orang-orang. Namun, meskipun telah berlalu berapa tahun lamanya, setelah sarjana dan ahli menggunakan sejumlah besar alat peneliti yang akurat dan canggih, masih belum diketahui, siapakah sebenarnya yang telah membuat bangunan raksasa yang tinggi dan megah itu? Dan berasal dari kecerdasan manusia manakah prestasi yang tidak dapat dibayangkan di atas bangunan itu? Serta apa tujuannya membuat bangunan tersebut?

Dan pada waktu itu ia memiliki kegunaan yang bagaimana atau apa artinya? Teka-teki yang terus berputar di dalam benak semua orang selama ribuan tahun, dari awal hingga akhir merupakan misteri yang tidak dapat dijelaskan. Meskipun sejarawan mengatakan ia didirikan pada tahun 2000 lebih SM, namun pendapat yang demikian malah tidak bisa menjelaskan kebimbangan yang diinisiasikan oleh sejumlah besar penemuan hasil penelitian.

Sejarah Mitos dan Temuan Arkeologi 
Sejak abad ke-6 SM, Mesir merupakan tempat pelarian kerajaan Poshi, yang kehilangan kedudukannya setelah berdiri lebih dari 2.000 tahun, menerima kekuasaan yang berasal dari luar yaitu kerajaan Yunani, Roma, kerajaan Islam serta kekuasaan bangsa lain. Semasa itu sejumlah besar karya terkenal zaman Firaun dihancurkan, aksara dan kepercayaan agama bangsa Mesir sendiri secara berangsur-angsur digantikan oleh budaya lain, sehingga kebudayaan Mesir kuno menjadi surut dan hancur, generasi belakangan juga kehilangan sejumlah besar peninggalan yang dapat menguraikan petunjuk yang ditinggalkan oleh para pendahulu.

Tahun 450 SM, setelah seorang sejarawan Yunani berkeliling dan tiba di Mesir, membubuhkan tulisan: Cheops, (aksara Yunani Khufu), konon katanya, hancur setelah 50 tahun. Dalam batas tertentu sejarawan Yunani tersebut menggunakan kalimat "konon katanya", maksudnya bahwa kebenarannya perlu dibuktikan lagi. Namun, sejak itu pendapat sejarawan Yunani tersebut malah menjadi kutipan generasi belakangan sebagai bukti penting bahwa piramida didirikan pada dinasti kerajaan ke-4. 
Selama ini, para sejarawan menganggap bahwa piramida adalah makam raja. Dengan demikian, begitu membicarakan piramida, yang terbayang dalam benak secara tanpa disadari adalah perhiasan dan barang-barang yang gemerlap. Dan, pada tahun 820 M, ketika gubernur jenderal Islam Kairo yaitu Khalifah Al-Ma'mun memimpin pasukan, pertama kali menggali jalan rahasia dan masuk ke piramida, dan ketika dengan tidak sabar masuk ke ruangan, pemandangan yang terlihat malah membuatnya sangat kecewa. Bukan saja tidak ada satu pun benda yang biasanya dikubur bersama mayat, seperti mutiara, maupun ukiran, bahkan sekeping serpihan pecah belah pun tidak ada, yang ada hanya sebuah peti batu kosong yang tidak ada penutupnya. Sedangkan tembok pun hanya bidang yang bersih kosong, juga tak ada sedikit pun ukiran tulisan.

Kesimpulan para sejarawan terhadap prestasi pertama kali memasuki piramida ini adalah "mengalami perampokan benda-benda dalam makam". Namun, hasil penyelidikan nyata menunjukkan, kemungkinan pencuri makam masuk ke piramida melalui jalan lainnya adalah sangat kecil sekali. Di bawah kondisi biasa, pencuri makam juga tidak mungkin dapat mencuri tanpa meninggalkan jejak sedikit pun, dan lebih tidak mungkin lagi menghapus seluruh prasasti Firaun yang dilukiskan di atas tembok. Dibanding dengan makam-makam lain yang umumnya dipenuhi perhiasan-perhiasan dan harta karun yang berlimpah ruah, piramida raksasa yang dibangun untuk memperingati keagungan raja Firaun menjadi sangat berbeda.

Selain itu, dalam catatan "Inventory Stela" yang disimpan di dalam museum Kairo, pernah disinggung bahwa piramida telah ada sejak awal sebelum Khufu meneruskan takhta kerajaan. Namun, oleh karena catatan pada batu prasasti tersebut secara keras menantang pandangan tradisional, terdapat masalah antara hasil penelitian para ahli dan cara penulisan pada buku, selanjutnya secara keras mengecam nilai penelitiannya.

Sebenarnya dalam keterbatasan catatan sejarah yang bisa diperoleh, jika karena pandangan tertentu lalu mengesampingkan sebagian bukti sejarah, tanpa disadari telah menghambat kita secara obyektif dalam memandang kedudukan sejarah yang sebenarnya.

Teknik Bangunan yang Luar Biasa 
Di Mesir, terdapat begitu banyak piramida berbagai macam ukuran, standarnya bukan saja jauh lebih kecil, strukturnya pun kasar. Di antaranya piramida yang didirikan pada masa kerajaan ke-5 dan 6, banyak yang sudah rusak dan hancur, menjadi timbunan puing, seperti misalnya piramida Raja Menkaure seperti pada gambar. Kemudian, piramida besar yang dibangun pada masa yang lebih awal, dalam sebuah gempa bumi dahsyat pada abad ke-13, di mana sebagian batu ditembok sebelah luar telah hancur, namun karena bagian dalam ditunjang oleh tembok penyangga, sehingga seluruh strukturnya tetap sangat kuat.

Karenanya, ketika membangun piramida raksasa, bukan hanya secara sederhana menyusun 3 juta batu menjadi bentuk kerucut, jika terdapat kekurangan pada rancangan konstruksi yang khusus ini, sebagian saja yang rusak, maka bisa mengakibatkan seluruhnya ambruk karena beratnya beban yang ditopang.

Lagi pula, bagaimanakah proyek bangunan piramida raksasa itu dikerjakan, tetap merupakan topik yang membuat pusing para sarjana. Selain mempertimbangkan sejumlah besar batu dan tenaga yang diperlukan, faktor terpenting adalah titik puncak piramida harus berada di bidang dasar tepat di titik tengah 4 sudut atas.

Karena jika ke-4 sudutnya miring dan sedikit menyimpang, maka ketika menutup titik puncak tidak mungkin menyatu di satu titik, berarti proyek bangunan ini dinyatakan gagal. Karenanya, merupakan suatu poin yang amat penting, bagaimanakah meletakkan sejumlah 2,3 juta -2,6 juta buah batu besar yang setiap batunya berbobot 2,5 ton dari permukaan tanah hingga setinggi lebih dari seratus meter di angkasa dan dipasang dari awal sampai akhir pada posisi yang tepat.

Seperti yang dikatakan oleh pengarang Graham Hancock dalam karangannya "Sidik Jari Tuhan": Di tempat yang terhuyung-huyung ini, di satu sisi harus menjaga keseimbangan tubuh, dan sisi lainnya harus memindahkan satu demi satu batu yang paling tidak beratnya 2 kali lipat mobil kecil ke atas, diangkut ke tempat yang tepat, dan mengarah tepat pada tempatnya, entah apa yang ada dalam pikiran pekerja-pekerja pengangkut batu tersebut.

Meskipun ilmu pengetahuan modern telah memperkirakan berbagai macam cara dan tenaga yang memungkinkan untuk membangun, namun jika dipertimbangkan lagi kondisi riilnya, akan kita temukan bahwa orang-orang tersebut tentunya memiliki kemampuan atau kekuatan fisik yang melebihi manusia biasa, baru bisa menyelesaikan proyek raksasa tersebut serta memastikan keakuratan maupun ketepatan presisinya.

Terhadap hal ini, Jean Francois Champollion yang mendapat sebutan sebagai
"Bapak Pengetahuan Mesir Kuno Modern" memperkirakan bahwa orang yang mendirikan piramida berbeda dengan manusia sekarang, paling tidak dalam
"pemikiran mereka mempunyai tinggi tubuh 100 kaki yang tingginya sama seperti manusia raksasa". Ia berpendapat, dilihat dari sisi pembuatan piramida, itu adalah hasil karya manusia raksasa.
Senada dengan itu, Master Li Hongzhi dalam ceramahnya pada keliling Amerika Utara tahun 2002 juga pernah menyinggung kemungkinan itu.

"Manusia tidak dapat memahami bagaimana piramida dibuat. Batu yang begitu besar bagaimana manusia mengangkutnya?

Beberapa orang manusia raksasa yang tingginya lima meter mengangkut sesuatu, itu dengan manusia sekarang memindahkan sebuah batu besar adalah sama. Untuk membangun piramida itu, manusia setinggi lima meter sama seperti kita sekarang membangun sebuah gedung besar."

Pemikiran demikian mau tidak mau membuat kita membayangkan, bahwa piramida raksasa dan sejumlah besar bangunan batu raksasa kuno yang ditemukan di berbagai penjuru dunia telah mendatangkan keraguan yang sama kepada semua orang: tinggi besar dan megah, terbentuk dengan menggunakan susunan batu yang sangat besar, bahkan penyusunannya sangat sempurna.

Seperti misalnya, di pinggiran kota utara Mexico ada Kastil Sacsahuaman yang disusun dengan batu raksasa yang beratnya melebihi 100 ton lebih, di antaranya ada sebuah batu raksasa yang tingginya mencapai 28 kaki, diperkirakan beratnya mencapai 360 ton (setara dengan 500 buah mobil keluarga). Dan di dataran barat daya Inggris terdapat formasi batu raksasa, dikelilingi puluhan batu raksasa dan membentuk sebuah bundaran besar, di antara beberapa batu tingginya mencapai 6 meter. Sebenarnya, sekelompok manusia yang bagaimanakah mereka itu? Mengapa selalu menggunakan batu raksasa, dan tidak menggunakan batu yang ukurannya dalam jangkauan kemampuan kita untuk membangun?

Sphinx, singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerjaan Firaun ke-4 yaitu Khafre. Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.

Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya sama sekali berbeda, ia dibangun pada masa yang lebih purbakala dibanding masa kerajaan ke-4. Dalam bukunya "Ular Angkasa", John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal dan hebat yang lebih kuno ribuan tahun dibanding Mesir kuno, warisan budaya yang diwariskan yang tidak diketahui oleh kita. Ini, selain alasan secara teknologi bangunan yang diuraikan sebelumnya, dan yang ditemukan di atas yaitu patung Sphinx sangat parah dimakan karat juga telah membuktikan hal ini.

Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam "Ilmu Pengetahuan Kudus" menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, sebab bagian badan singa bermuka manusia itu, selain kepala, jelas sekali ada bekas erosi. Perkiraannya adalah pada sebuah banjir dahsyat tahun 11.000 SM dan hujan lebat yang silih berganti lalu mengakibatkan bekas erosi.

Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin. Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian. Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Tulisan berbentuk gajah dan prasasti yang ditinggalkan masa kerajaan kuno tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi yang parah seperti yang terjadi pada Sphinx.

Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, sehingga berliku-liku jika dipandang dari sudut luar, bagaikan gelombang, jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.

Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.

Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju, namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.

Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang, adalah penyebab langsung yang mengakibatkan erosi yang parah terhadap Sphinx. Karena bahan bangunan piramida raksasa Jazirah adalah hasil teknologi manusia yang tidak diketahui orang sekarang, kemampuan erosi tahan airnya jauh melampaui batu alam, sedangkan Sphinx terukir dengan keseluruhan batu alam, mungkin ini penyebab yang nyata piramida raksasa dikikis oleh air laut yang tidak tampak dari permukaan.

Keterangan gambar: Sphinx yang bertetangga dekat dengan piramida raksasa kelihatannya sangat kuno. Para ilmuwan memastikan bahwa dari badannya, saluran dan irigasi yang seperti dikikis air, ia pernah mengalami sebagian cuaca yang lembab, karenanya memperkirakan bahwa ia sangat berkemungkinan telah ada sebelum 10 ribu tahun silam. (Lisensi gambar: Xu Xiaoqian)